Selasa, 03 November 2009

Isu Tsunami Bone Bermula dari Orang Kesurupan

VIVAnews - Warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dihebohkan dengan isu gempa disertai tsunami yang akan terjadi hari Minggu, 25 Oktober 2009, hari ini. Isu yang beredar dari mulut ke mulut tersebut membuat sejumlah warga, khususnya daerah pesisir pantai di Bone meninggalkan rumah menuju ketinggian.

Kapolres Bone, Ajun Komisaris Besar Polisi Zarialdi menegaskan, isu tersebut sebagai isu yang tidak benar. "Isu itu bohong dan nyatanya hingga sore ini, tak ada gempa bumi apalagi tsunami," kata Zarialdi yang dihubungi VIVAnews dari Makassar siang tadi.

Ia menambahkan, sejak Sabtu malam hingga tadi pagi, Kepolisian bersama muspida Bone dan tokoh agama telah menyampaikan kepada masyarakat bahwa isu tersebut tidak benar.

Hal itu disampaikan melalui mobil hingga mesjid-mesjid, agar masyarakat di pesisir Teluk Bone tidak resah dan panik dengan isu tersebut. Apalagi sampai harus meninggalkan rumah mereka.

"Kami menyampaikan kepada masyarakat bahwa tidak ada satupun informasi dari BMG akan terjadinya gempa dan tsunami. Makanya kami meminta agar warga tetap di rumah masing-masing," ujarnya.

Lebih jauh, Zarialdi membenarkan, bahwa isu tersebut telah meresahkan sebagian warga Bone. Utamanya di daerah pesisir pantai Teluk Bone, seperti di Kecamatan Kajuara, Taneteriattang Timur, Palette dan Sibulue. Mereka meninggalkan rumah karena khawatir informasi tersebut menjadi kenyataan.

Informasi yang dihimpun VIVAnews, isu gempa disertai tsunami bersumber dari seorang ibu yang berasal bernama Lenny, warga Jalan Makmur, Watampone. Beberapa hari lalu, ia mengaku kerasukan arwah Arung Palakka, salah satu Raja Bone.

Dalam kondisi kerusupan itu, ibu bernama Lenny mengatakan akan terjadi gempa dan tsunami pada hari Minggu, 25 Oktober 2009. Namun demikian, dia tidak menyebutkan akan terjadi jam berapa.

Kejadian kesurupan tersebut kemudian menyebar dari mulut ke mulut di masyarakat Bone, sehingga sebagian warga ikut khawatir dan resah.

Laporan: Rahmat Zeena|Makassar

0 komentar: