Kamis, 05 November 2009

Di AS, Vaksin H1N1 Masih Susah Didapat

VIVAnews - Penyebaran pandemi flu babi (H1N1) di Amerika Serikat (AS) ternyata tidak diikuti pendistribusian vaksin H1N1 secara cepat. Bahkan, di negara bagian New York, distribusi vaksin tersendat sehingga memicu kritikan paramedis dan tenaga kesehatan lokal.

Seorang dokter anak sekaligus dokter di salah satu rumah sakit daerah di Genesee County, contohnya. Dr. Steven J. Lana, mengatakan telah berkali-kali mengajukan permintaan dalam sehari agar memperoleh vaksin H1N1. "Tetapi kami belum memperoleh vaksin untuk pasien," seperti dikutip harian The Buffalo News, Rabu, 4 November 2009.

Lana mengatakan pihaknya memerlukan 500 dus vaksin untuk beberapa ribu suntikan anti H1N1. Penemuan vaksin H1N1 menurutnya merupakan penemuan yang sangat membanggakan bagi dunia kedokteran.

Namun tidak demikian dengan penyebaran vaksin yang tersendat."Kami tidak mengetahui dimana lini distribusi vaksin terputus. Ini menciptakan kekacauan dan menjadi kegagalan kesehatan masyarakat," katanya. Departemen Kesehatan Genesee County melaporkan seorang anak tewas akibat influenza H1N1.

Dr Thomas Frieden, Direktur di Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit menyatakan kekurangan vaksin segera dipenuhi. “Ketersediaan vaksin mencukupi," kata Frieden.

Pusat Pengawasan Penyakit melaporkan telah mengalokasikan 30,03 juta virus H1N1 kotak, Senin lalu. Dari laporan yang sama, virus flu babi kini telah melanda 48 negara bagian.

Berdasarkan survei di 122 kota sejak April lalu, jumlah korban tewas akibat H1N1 pada usia anak-anak mencapai 114 orang, terutama usia di atas empat tahun dan pasien resiko kesehatan.

Survei menyebutkan H1N1 tampaknya berubah menjadi flu yang menyerang usia lebih muda daripada flu musiman jenis lain. Pada flu musiman, 90 persen kematian terjadi pada pasien dengan usia di atas 65 tahun. Sedangkan 90 persen korban pasien meninggal dunia H1N1 berusia di bawah 65 tahun.

0 komentar: