Selasa, 03 November 2009

Nepal Gelar Rapat Kabinet di Gunung Everest

VIVAnews - Pemerintah Nepal berencana menggelar rapat kabinet di tempat yang istimewa, Gunung Everest. Ini bukan mencari sensasi, namun sebagai peringatan simbolik atas kian parahnya pemanasan global, yang telah menyebabkan mencairnya lapisan gletser di kawasan pegunungan Himalaya.

"Kabinet akan bertemu di Everest akhir bulan ini, menjelang konferensi perubahan cuaca di Kopenhagen Denmark," kata Menteri Kehutanan dan Konservasi Nepal Deepak Bohara di Katmandu, Senin 2 November 2009.

Untuk mencapai Everest, Perdana Menteri Madhav Kumar Nepal dan para anggota kabinet akan diterbangkan hingga ketinggian 5.300 meter. Pertemuan akan diadakan di titik awal pendakian gunung tertinggi di dunia itu.

"Pertemuan ini diadakan untuk menekankan dampak pencairan gletser di Himalaya," kata Bohara.

Cepatnya laju pencairan gletser menciptakan danau-danau dengan tepian yang rapuh dan dapat sewaktu-waktu jebol lalu membanjiri pedesaan di dataran yang lebih rendah. Melelehnya es dan salju juga mengganggu rute pendaki gunung setinggi 8.850 meter tersebut.

Bulan lalu, anggota Kabinet Maladewa (Maldives) mengadakan pertemuan di bawah air untuk memperingatkan bahaya pemanasan global terhadap negara terendah tersebut. Presiden Mohammed Nasheed dan 13 pejabat lainnya mengenakan pakaian selam dan menggelar rapat di sebuah laguna. Meja pertemuan berada enam meter di bawah permukaan laut.

Sementara itu, seorang pendaki Everest menyatakan akan datang ke pertemuan Kopenhagen untuk memaparkan bahaya perubahan iklim. Appa, pendaki asal Sherpa tersebut telah 19 kali menaklukkan Everest.

"Pendaki dari seluruh dunia akan mendukung aksi saya," kata dia. (AP)

0 komentar: