Selasa, 03 November 2009

Cemaskan Pengangguran AS, Indeks Turun Lagi

VIVAnews - Indeks harga saham di sebagian besar bursa utama Asia ditutup melemah di akhir perdagangan Selasa sore, 3 November 2009. Meski terjadi peningkatan di sektor manufaktur Amerika Serikat (AS), muncul keraguan di kalangan investor akan percepatan pemulihan di negara ekonomi terkuat di dunia tersebut.

Indeks Hang Seng (Hong Kong) mengalami penurunan terbesar di kawasan dengan turun 154,28 poin (0,7 persen) ke level 21.465,91. Sedangkan indeks Kospi (Korea Selatan) turun 0,4 persen ke level 1.552,74. Bursa saham di Jepang tutup karena libur nasional.

Sedangkan indeks S&P/ASX 200 (Australia) turun 0,2 persen dan indeks di Taiwan melemah 0,2 persen. Sebaliknya, indeks Shanghai (China) melawan tren dengan menguat 0,9 persen ke level 3.105,11.

Bursa di Asia, yang anjlok satu hari sebelum anjloknya belanja konsumen AS, sempat sedikit terangkat berkat kabar positif dari sektor manufaktur AS yang mengalami pertumbuhan tercepat bulan lalu sejak April 2006.

Investor mencemaskan laporan terbaru tingkat pengangguran di AS yang akan dirilis pada Jumat ini. Pasalnya, jumlah pengangguran dikhawatirkan akan membengkak.

Situasi itu akan membahayakan pemulihan ekonomi dan mempersulit pulihnya permintaan terhadap produk-produk impor dari Asia, seperti mobil dan elektronik. Pada September, tingkat pengangguran di AS mencapai rekor tertinggi, yaitu 9,8 persen.

Naiknya tingkat suku bunga di Australia gagal melegakan investor seperti bulan lalu. Kenaikan suku bunga pada Oktober untuk kali pertama yang dilakukan negara ekonomi kuat sejak krisis ekonomi, disambut sebagai bukti bahwa ekonomi dunia membaik.

"Masih banyak ketidakpastian di pasar," kata Peter Lai, manajer investasi di DBS Vickers, Hong Kong. "Saya sangat hati-hati terhadap angka-angka ekonomi AS. Akan sangat menghancurkan sentimen bila tingkat pengangguran di AS mencapai 10 persen," lanjut Lai. (AP)

0 komentar: