Selasa, 03 November 2009

Iran Waspadai Provokasi Massa

VIVAnews - Menjelang peringatan 30 tahun pendudukan Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Teheran, Rabu (4/11), pemerintah Iran memperingatkan agar warga tidak berkumpul secara ilegal atau menyebarkan kebohongan.

"Siapa pun yang memprovokasi akan ditindak sesuai aturan," kata pimpinan satuan keamanan Iran, Ahmad Reza Radan seperti dikutip laman stasiun televisi CNN.

Deputi Operasi kepolisian Iran Hossein Sajedinia mengatakan polisi tidak akan membiarkan kelompok atau individu mengganggu penyelenggaraan peringatan 30 tahun penyanderaan. "Kami akan menindak tegas orang atau kelompok yang menghasut warga atau anak muda," ujar dia.

Pada 30 tahun lalu, sejumlah mahasiswa Iran menduduki Kedutaan AS dan menyandera 53 warga AS di dalamnya selama 444 hari. Aksi ini mengakhiri hubungan diplomatis Iran dengan AS.

Larangan berkumpul ilegal dalam peringatan 30 tahun penyanderaan tersebut dikeluarkan pasca kerusuhan menentang hasil pemilihan presiden Juni lalu. Pemerintah Iran menahan lebih dari seribu orang yang diduga terlibat dalam unjuk rasa itu.

Pemerintah juga menuding sejumlah reformis seperti kandidat oposisi Mehdi Karrubi dan Mir Hossein Moussavi menyebarkan propaganda anti-pemerintahan dan menyebarkan amarah dalam masyarakat. Namun mereka menolak mundur dan telah mengumumkan nama-nama korban tewas selama konflik.

Karrubi, mantan pemimpin parlemen Iran, menuduh adanya penyiksaan dan pemerkosaan tahanan. Dia menyebarluaskan pengakuan salah satu korban dalam laman pribadinya, bulan lalu.

0 komentar: