Senin, 02 November 2009

Karzai Hampir Pasti Kembali Berkuasa

VIVAnews - Komisi Pemilu Independen Afganistan (IEC) belum memutuskan apakah pemilihan umum (pemilu) Sabtu depan akan tetap dilaksanakan. Pasalnya rival utama Presiden Hamid Karzai, Abdullah Abdullah, mengundurkan diri, Minggu 1 November 2009.

Kini, sebagai kandidat satu-satunya, Karzai berharap IEC harus bisa mengambil keputusan. Inggris dan Amerika Serikat menyerahkan semua pada otoritas Afghanistan untuk menemukan solusi. Sebelumnya, dua negara tersebut mendukung penyelenggarakan pemungutan suara ulang karena kecurangan pemilu dalam pemilu Agustus lalu.

Seperti dikutip dari laman stasiun televisi BBC, IEC sedang mencari pasal hukum yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan. Lembaga yang banyak dikritik tersebut bisa jadi akan membatalkan pemungutan suara putaran kedua, kemudian mahkahmah agung akan menetapkan Presiden Karzai sebagai pemenang.

Dr. Abdullah mengatakan bahwa keputusan mundur tersebut diambil karena demi kepentingan bangsa. Sebelumnya dalam konferensi pers di Kabul kemarin, Abdullah mengatakan permintaannya agar ada jaminan pemilu dilaksanakan secara adil dan bebas tidak dipenuhi. Namun dia tidak lagi menyerukan boikot dalam pemilu yang rencananya diadakan Sabtu, 7 November 2009.

Karzai menolak permintaan Abdullah yang menginginkan sejumlah pejabat dalam pemilu ronde pertama untuk dipecat. Dalam wawancara dengan BBC, Abdullah mengungkapkan alasannya mundur. "Saya rasa partisipasi dalam pemilu kedua tidak akan membantu proses demokrasi, tidak akan mengembalikan kepercayaan rakyat dalam proses demokrasi.

"Keputusan mundur adalah keputusan berat dan sangat menyakitkan bagi saya, tetapi saya melakukannya. Saya kira akan menjadi kepentingan terbaik bagi negeri ini bila saya memutuskan untuk tidak berpartisipasi."

Abdullah menambahkan bahwa pemilu ronde kedua sebaiknya tetap diadakan untuk membantu mengembalikan kepercayaan rakyat dalam proses demokrasi setelah kecurangan pemilu sebelumnya.

0 komentar: