Senin, 02 November 2009

Iran Minta IAEA Tinjau Perjanjian Nuklir

VIVAnews - Iran meminta Badan Energi Atom Internasional (IAEA) membentuk komisi untuk meninjau rancangan perjanjian nuklir yang dibuat Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Demikian ungkap Menteri Luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki.

"Dua hari lalu, kami telah menyampaikan pandangan kami kepada IAEA untuk membentuk komisi teknis untuk meninjau dan mempertimbangkan rancangan tersebut," kata Mottaki dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri dari delapan negara berkembang, di Kuala Lumpur, Senin (2/11), seperti dikutip laman harian The New York Times.

Rancangan yang dibahas dalam pertemuan antara lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman dengan Iran, dua pekan lalu, berisi rencana ekspor 1,2 ton uranium olahan Iran ke Rusia dan Prancis untuk diproses. Hasilnya akan dikirim kembali sebagai bahan bakar reaktor isotop medis ke Teheran.

Perjanjian ekspor ini merupakan upaya untuk mengurangi cadangan uranium olahan Iran. Rencana pengiriman uranium ini juga merupakan bagian dari upaya negara Barat untuk memastikan Iran tidak mengolah uranium itu menjadi bom nuklir.

Program pengayaan uranium Iran terus menimbulkan kekhawatiran. Sejumlah negara menuduh Iran mengolah uranium untuk dijadikan hulu ledak senjata nuklir. Namun pemerintah Iran menolak menghentikan program pengayaan uranium mereka dan menyatakan program pengembangan nuklir itu dilakukan untuk kepentingan kemanusiaan.

"Kami akan meneruskan pengayaan uranium untuk memenuhi kebutuhan nuklir kami," kata Mottaki.

0 komentar: